Karena susah hidup, mereka berekonomi lemah. Rata-rata penduduk bermata pencarian membuat batu bata dan sebagai buruh. Siang hari mereka harus banting tulang peras keringat di bawah terik matahari dan hawa panas Pekanbaru. Malamnya mereka dipaksa kondisi fisik untuk istirahat.
Sekilas, nampaknya pendidikan anak-anak agak terabaikan, terutama panduan agama. Karena pikiran orangtua mereka terkuras oleh pekerjaan. Di masjid tak ada kegiatan belajar mengaji. Kondisi ini tentu tidak proporsional. Lebih miris lagi, di tengah kampung masyarakat dhuafa ini berdiri sebuah TK yang didirikan oleh orang yang tidak beragama Islam.
Bisa dibayangkan perkembangan pendidikan agama mereka ?!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar